12 Tahun HMP UGM Berkarya, Soroti Hak-hak Anak

Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) Universitas Gadjah Mada lahir pada 22 Juli 2006, kini genap berusia 12 tahun. HMP UGM yang dipimpin Zaidan Zikri Malem melakukan syukuran potong tumpeng dan bermain bersama anak-anak di kampung Mrican, Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta.

Sejak Februari 2018, kampung Mrican telah dijadikan sebagai desa binaan HMP UGM. Besar harapan agar HMP UGM mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui kegiatan yang bermanfaat sebagaimana nama kabinetnya, yaitu kabinet kontribusi. Tidak hanya pada anak-anak, kegiatan yang telah dilakukan lainnya yaitu memberikan penyuluhan terkait kesehatan kepada ibu-ibu dan remaja di kampung Mrican.

Hari lahir HMP UGM yang berdekatan dengan Hari Anak Nasional (23 Juli) menjadikan momen yang tepat dilakukan bersama anak-anak. Sebelumnya, HMP UGM telah menyoroti hak-hak anak yang kurang diperhatikan, salah satunya yaitu hak anak untuk memanfaatkan waktu luang, yang tertuang dalam UU Nomor 35 tahun 2014.

Selama ini, anak-anak cenderung menghabiskan waktu luang bersama gadget. Angka kecanduan anak-anak dalam menggunakan gadget terus meningkat. Padahal penggunaan gadget yang berlebihan memiliki banyak dampak negatif pada perkembangan anak, terlebih jika tanpa pemantauan orang dewasa.

Dilansir dari cnnindonesia.com bahwa 72% anak-anak usia dibawah 8 tahun sudah menggunakan perangkat mobile seperti smartphone, sementara anak di bawah 2 tahun lebih suka menggunakan tablet, kebanyakan orangtua menyatakan bahwa anak usia di bawah 1 tahun menggunakan gadget untuk menonton video dan bermain game. Semakin meningkatnya angka anak-anak menghabiskan waktu luang dengan gadget memiliki dampak negatif bagi tumbuh kembangnya. Oleh karena itu HMP UGM berharap dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan mampu mengurangi kecanduan gadget pada anak-anak.

Sebelumnya, selama anak-anak libur sekolah, HMP UGM bersama ibu-ibu di kampung Mrican membuat kegiatan yang melibatkan keaktifan motorik, interaksi, bahasa, dan kognitif anak-anak. Kegiatan yang berlangsung selama libur sekolah yaitu membuat kreasi dengan origami, membuat bunga dan mobil-mobilan dari barang bekas, serta membuat kue bolu oreo. Kegiatan tersebut berlangsung di serambi masjid dan balai desa sekitar 2 jam, dengan 3 kali pertemuan dan dihadiri sekitar 50 anak-anak.

Semua anak-anak tampak ceria selama kegiatan dan menyatakan senang bermain bersama kakak-kakak UGM karena menghasilkan karya buatan sendiri. Sebenarnya kegiatan bermain bersama anak-anak ini telah rutin dilakukan HMP UGM. Namun belum pernah seramai ini, momen libur sekolah memberikan pengaruh besar dalam meningkatkan antusias anak-anak. Selain itu ibu-ibu juga menyarankan agar anak-anaknya hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan HMP UGM.

Koordinator kegiatan, Wahyu Dwi Fatimah berharap adik-adik ini bisa menjadi generasi penerus bangsa yang penuh karya dan kreativitas, dengan tidak melupakan dunia mereka sebagai anak-anak yaitu untuk bermain dan berkumpul bersama teman-temannya tanpa dominasi gadget. Tema Hari Anak Nasional pada tahun 2018 yang diusulkan oleh KPPA adalah GENIUS, singkatan dari Gesit-Empati-Berani-Unggul-Sehat, menjadi panduan bagi HMP UGM untuk bersinergi dalam merencanakan kegiatan anak-anak ke depannya.

Oleh Nurhannifah Rizky Tampubolon, Ketua Departemen Perlindungan Anak Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)

Referensi:

  • cnnindonesia.com
  • Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Tags: HMP UGM pppa

Leave A Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Accessibility Toolbar