Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup (KLH) Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) UGM berhasil menyelenggarakan Seminar Nasional Kesehatan dengan tema “Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Stroke dengan Penanganan Komprehensif Antar Profesi Sebagai Strategi Pencapaian SDG’s” pada 29 September 2018 lalu di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM. Sesuai dengan tema yang diangkat, Seminar Nasional ini diikuti oleh 100 orang peserta yang terdiri dari mahasiswa dan praktisi dari rumpun kesehatan maupu non kesehatan. “Kita memang tidak akan bisa menyelesaikan masalah Stroke ini sendirian. Butuh ada kerjasama, dan kolaborasi dari berbagai pihak; tenaga kesehatan maupun pembuat kebijakan,” papar dr. Cut Putri Arianie, Direktur Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI dalam diskusi terbuka di sesi pertama Seminar Nasional Kesehatan ini. Pada sesi pertama ini, dr. Cut Putri Arianie ditemani juga oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. (Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FKKMK UGM) dan dr. Dwi Hesti Yuniarti (Kepala BPJS Kesehatan Cabang yogyakarta), dengan dimoderatori oleh Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt., MBA, M.Kes (Ketua Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (KP-MAK) FKKMK UGM).
Memasuki tiga tahun berjalannya upaya pencapaian Sustainable Development Goals di Indonesia, telah diketahui bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami masa transisi epidemiologi dalam masalah kesehatan. Kondisi ini ditunjukkan ketika penyakit menular belum benar-benar tuntas diatasi, penyakit tidak menular justru cenderung menunjukkan peningkatan. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016 menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit tidak menular mengalami peningkatan dari 37% di tahun 1990, menjadi 55% di tahun 2015. Data lain menyebutkan bahwa dari 10 penyebab kematian utama untuk segala usia berdasarkan sample registration system, enam diantaranya adalah penyakit tidak menular, dimana diabetes melitus dengan komplikasi di urutan ketiga. penyakit jantung koroner di posisi kedua, dan stroke di posisi pertama.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan angka kejadian stroke dipicu oleh perubahan perilaku hidup, pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurangnya aktifitas fisik, merokok dan lain sebagainya. Kondisi inilah yang menggugah mahasiswa pascasarjada yang terhimpun dalam HMP UGM teregerak untuk mengajak adanya kolaborasi dari berbagai pihak dengan berbagai profesinya. Pada sesi kedua Seminar Nasional Kesehatan ini, para profesional dari berbagai profesi kesehatan memaparkan peran dan bentuk kolaborasi yang bisa diciptakan, seperti; Dr. dr. Ismail Setyopranoto, Sp.S (K) dari profesi Kedokteran, M. Irfan, S.ST. FT., S.KM., M.Fis. dari profesi Fisioterapis, Dr. Heny Suseani Pangestuti, S.Kp., M.Kes dari profesi keperawatan, dan Dr. Susetyowati, DCN., M.Kes dari Ahli Gizi. Sesi ini berlangsung selama 200 menit dengan dimoderatori oleh Umi Budi Rahayu, S.Fis, S.Pd., M.Kes (Dosen Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
“Harapannya, peserta tidak cukup puas dengan apa yang didiskusikan dalam Seminar ini. Semoga muncul banyak tanda tanya atau justru ide-ide baru yang menjadi pemantik untuk nantinya diteliti dan ditulis lebih lanjut setelah acara ini. Terutama oleh mahasiswa dan para akademisi,” terang Zaidan Zikri Malem, S.Pd., Ketua HMP UGM dalam sambutannya setelah sebelumnya acara ini diawali dengan doa bersama untuk korban gempa bumi dan tsunami di Palu serta Donggala. (snh/hmp)